Filsafat (di) Indonesia pada Masa Pandemi: Sebuah Retrospeksi

Para filsuf atau bisa juga para pengkaji filsafat, adalah orang-orang yang dikatakan “kesepian”. Mereka bergulat dengan pikirannya sendiri paling banter berdiskusi teman-temannya sepemikiran. Itupun jumlahnya jadi sangat sedikit. Dengan dibukanya akses melalui daring, filsafat menjadi memiliki kesempatan untuk mendiskusikan pemikirannya banyak orang. Selain bertemu teman sepemikiran berasal dari wilayah lain di Indonesia bahkan luar negeri, ini beradu pandangan peserta diskusi tak kalah kritis dan kian bertambah waktu ke waktu. Kita asumsikan bahwa pembelajar serius. Dalam artian, mereka benar-benar mencintai ilmu, tanpa perlu mengaitkannya tujuan instrumental seperti kemudahan kerja. Namun amat disayangkan usaha-usaha mendalami ilmu seringkali terhambat geografis berdampak pada persoalan ekonomi.